Kamis, 16 April 2015

Ibu : Orang Terpenting Dalam Hidup

 Raut wajahnya tak sebanding dengan umurnya Ibu : Orang Terpenting dalam Hidup


Raut wajahnya tak sebanding dengan umurnya.
Terlalu renta untuk usia 40 tahun.
Mungkin sebab setiap hari beliau menahan lelah.
Tubuhnya kecil.
Tapi beliau gesit.
Tubuhnya juga pendek.
Tapi citanya tinggi.

Tiap hari beliau harus berdiri jam 3 pagi.
Seperti sudah diatur, beliau secara otomatis berdiri di jam tersebut.
Itu membuatku percaya.
Hal yang dilakukan berulang-ulang akan membentuk kebiasaan.
Bangun pagi, menyiapkan masakan untuk kami, dan bersiap pergi ke pasar.
Pergi ke pasar untuk memasok dagangan.
Dia seorang pedagang keliling.

Berangkat ke pasar jam 4 subuh di kala kebanyakan orang masih tertidur.
Sampai beliau pernah dibilang ibarat kampret.
Entah pujian, atau celaan. 
Dia tak hiraukan itu.
Yang penting, kelak anaknya sukses.

Setelah dari pasar, beliau berkeliling untuk menjajakan dagangannya.
Hujan badai, panas terik, tak bisa menghalanginya untuk berkeliling. 
Baginya, pantang pulang sebelum dagangannya ludes. 
Semangatnya begitu membara.

Ya, beliau tulang punggung keluarga.
Tak sepantasnya memang, mengingat masih ada pihak yang bertanggung jawab untuk itu.
Tak apa, hidup ini sudah Tuhan atur.
Tuhan juga baik.
Tuhan balas kerja keras dia.
Semua anaknya lulus kuliah.
Yang satu sudah bekerja, yang satu tinggal menunggu penempatan kerja.

Ya, beliau ibuku.
Ibu terhebat di dunia, versiku.
Orang terpenting dalam hidupku.
Orang yang paling saya sayangi, meski saya jarang mengungkapkannya secara langsung.
Ibu hebat!
Aku bangga, Bu!

***

Hari ini memang bukan hari ibu. Tapi entah kenapa saya pengin sekali buat goresan pena buat ibu saya. Mungkin sebab kerja keras yang telah beliau berikan untuk saya dan keluarga saya.

Saya memang bukan orang yang suka mengungkapkan perasaan secara pribadi kepada ibu saya. Mungkin itu juga alasan saya menciptakan goresan pena ini.

Bersyukur sekali ibu saya masih hidup. Masih bisa bertemu. Masih bisa melihat wajahnya. Masih bisa mendengar suaranya. 

Aku juga bukan orang yang patuh. Malahan saya sering membantah ibu. Tapi bagaimanapun saya sayang, Bu.
***
Buat teman-teman.

Ayo kita sayangi ibu kita selagi ada. Berikan yang terbaik untuk ibu kalian.

Buat yang masih sekolah, jangan males belajar. Buat prestasi sebagus mungkin, agar ibu kalian bangga. Buat yang sudah bekerja. Jangan malas bekerja. Ibu kalian sudah susah payah membesarkan kalian dan membantu kalian untuk mendapat pekerjaan yang terbaik.

Yang punya dilema sama ibu, jangan biarkan dilema itu terus tumbuh. Ibu kalian pengin akur sama kalian. Dia rindu untuk mengasihi kalian.

Bagaimanapun keadaannya, beliau yakni ibu kalian. Seorang yang paling ahli di bumi ini. Percayalah itu.

Mari kita semua katakan, "Aku Sayang Ibu".

Sumber https://rumahjendelakita.blogspot.com/

Related Posts