Senin, 18 Januari 2016

Manusia Dan Pandangan Hidup

 
A. PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Setiap insan mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu is menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa anti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran insan berdasaikan pengalaman sejarah berdasarkan waktu dan daerah hidupnya.
Lihat Selengkapnya
Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang usang dan terus menems, sehingga hasil pemikiran itu sanggup diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu sanggup diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini insan mendapatkan hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk_yang disebut pandangan hidup.

B. MACAM-MACAM SUMBER PANDANGAN HIDUP
Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup sanggup diklasifikasikan berdasaikan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam:
(1) Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
(2) Pandangan hidup yang berupa ideologi yang diubahsuaikan dengan kebudayaan dan norms yang terdapat pada negara tersebut.
(3) Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi, maka pandangan hidup itu disebut ideologi. Jika organisasi itu organisasi politik, ideologinya disebut ideologi politik. Jika organisasi itu negara, ideologinya disebut ideologi negara.
Pandangan hidup pada dasamya mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan. Cita - cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin sanggup dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang menciptakan insan malunur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau usaha yaitu kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan.

C. PANDANGAN HIDUP MUSILIM
arang orang merumuskan tujuan hidupnya. Merumuskan apa yang dicari dalam hidupnya, apakah hidup­nya untuk makan atau makan untuk hidup. Banyak orang sekedar menjalani hidupnya, mengikuti arus ke­hidup­an, terkadang berani melawan arus, dan menyesuaikan diri, tetapi apa yang dicari dalam melawan arus, mengikuti keadaan dengan arus atau dalam pasrah total kepada arus, tidak pernah dirumuskan se­ca­ra serius. Ada orang yang sepanjang hidupnya bekerja keras mengumpulkan uang, tetapi untuk apa uang itu gres dipikirkan sehabis uang terkumpul, bukan dirumuskan ketika memutuskan untuk mengumpulkannya.
Ada yang ketika mengeluarkan uang tidak sempat merumuskan tujuannya, sehingga harta­nya terhambur-ham­bur tanpa arti. Ini yaitu model orang yang hidup tidak punya konsep hidup. Sesungguhnya secara fithri, terutama ketika melaksanakan sesuatu untuk kebutuhan dasarnya selalu ingat tuju­an. Ketika seseorang ingin menjadi insinyur beliau masuk Fakultas Tehnik, bila ingin menjadi Dokter maka ia ma­suk Fakultas kedokteran, bila ingin jadi jago ekonomi maka masuk Fakultas Ekonomi, dan bila ingin menjadi pe­mim­pin maka ia harus mengadakan manuver politik mencari legitimasi dari kaum muslimin atau masyarakat.

D. PENGERTIAN IDEOLOGI
Ideology berasal dari bahasa Yunani dan merupakan adonan dari dua kata yaitu edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu. Pengertian ideology secara umum yaitu sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas, ideology yaitu pedoman normative yang digunakan oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita, nila dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi.
Ada beberapa istilah ideology berdasarkan beberapa para jago yaitu:
a. Destut De Traacy :istilah ideology pertama kali dikemukakan oleh destut de Tracy tahun 1796 yang berarti suatu jadwal yang diperlukan sanggup membawa suatu perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
b. Ramlan Surbakti membagi dalam dua pengertian yakni :
-Ideologi secara fungsional : seperangkat gagasan ihwal kebaikan bersama
atau ihwal masyarakat dan Negara yag dianggap paling baik.
-Ideologi secara structural : suatu system pembenaran mirip gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.

E. PENGERTIAN TENTANG CITA-CITA
Cita-cita yaitu suatu impian dan harapan seseorang akan masa depannya, bagi sebagian orang keinginan itu yaitu tujuan hidup dan bagi sebagian yang lain keinginan itu hanyalah mimpi belaka. Bagi orang yang menganggapnya sebagai tujuan hidupnya maka keinginan yaitu sebuah impian yang sanggup aben semangat untuk terus melangkah maju dengan langkah yang terang dan mantap dalam kehidupan ini sehingga ia menjadi sebuah akselerator pengembangan diri namun bagi yang menganggap keinginan sebagai mimpi maka ia yaitu sebuah impian belaka tanpa api yang sanggup aben motivasi untuk melangkah maju. Manusia tanpa keinginan menyerupai air yang mengalir dari pegunungan menuju dataran rendah, mengikuti kemana saja alur sungai membawanya. Manusia tanpa keinginan bagaikan seseorang yang sedang tersesat yang berjalan tanpa tujuan yang terang sehingga ia bahkan sanggup lebih jauh tersesat lagi. Ya, keinginan yaitu sebuah rancangan bangunan kehidupan seseorang, bangunan yang tersusun dari watu bata keterampilan, semen ilmu dan pasir potensi diri.
Bagaimanakah akibatnya nanti kalau kita mempunyai beribu-ribu watu bata, berpuluh-puluh karung semen dan berkubik-kubik pasir serta bahan-bahan bangunan yang lain untuk menciptakan rumah namun kita tidak mempunyai rancangan maupun bayangan mirip apakah bentuk rumah itu nanti. Alhasil, mungkin kita akan mendapatkan rumah dengan bentuk yang aneh, praktis rubuh atau bahkan kita tidak akan pernah bisa menciptakan sebuah rumah pun.
Fenomena seseorang tanpa keinginan bisa dengan praktis kita temui, cobalah tanya kepada beberapa orang siswa SMU yang gres lulus, akan melanjutkan studi di mana mereka atau apa yang akan mereka lakukan sehabis mereka lulus. Mungkin sebagian dari mereka akan menjawab tidak tahu, menjawab dengan rasa ragu, atau mereka menjawab mereka akan menentukan suatu jurusan favorit di Perguruan Tinggi Negeri tertentu. Apakah jurusan favorit tersebut mereka pilih sebab memang mereka tahu potensi mereka, tahu mirip apa citra umum perkuliahan di jurusan tersebut dan peluang-peluang yang sanggup mereka raih kedepannya sebab berkuliah di jurusan tersebut, sekedar ikut-ikutan teman, gengsi belaka, trend, sebab mengikuti “anjuran” orang tua, atau bahkan asal pilih? Yang terjadi selanjutnya yaitu di ketika perkuliahan sudah berlangsung, beberapa dari mereka ada merasa jurusan yang dipilihnya tidak sesuai dengan apa yang beliau bayangkan atau tidak sesuai dengan kemampuannya. Boleh jadi sehabis itu ia akan mengikuti ujian lagi di tahun depan atau malas-malasan mencar ilmu dengan Indeks Prestasi Kumulatif alakadarnya. Sungguh suatu pemborosan terhadap waktu, biaya dan tenaga.
Dahulu ada sebuah tradisi kurung ayam, balita yang sudah berumur beberapa bulan dikurung dalam sebuah kurungan ayam yang ditutuipi kain. Lalu di sekeliling kurungan tersebut disimpan aneka macam macam benda yang mewakili profesi mirip gitar (musisi),
spidol (pengajar/guru), sarung tinju (atlit), pesawat-pesawatan (pilot) dan lain-lain. Lalu orang bau tanah akan memperhatikan benda apakah yang pertama kali diambil oleh balita tersebut, kalau ia mengambil terompet maka orang bau tanah akan beranggapan sang bayi kelak akan menjadi seorang musisi atau berpotensi menjadi seorang musisi. Namun sepertinya sopan santun semacam ini jarang dilakukan lagi. Nilai yang sanggup diambil dari tradisi semacam ini yaitu bahwa orang bau tanah mempunyai peranan penting dalam memfasilitasi anaknya untuk mengeksplorasi talenta dan minat yang dipunyainya. Dan membantu untuk membuatkan potensi yang dimilikinya.
Cita-cita bukan hanya terkait dengan sebuah profesi namun lebih dari itu ia yaitu sebuah tujuan hidup. Seperti ada seseorang yang bercita-cita ingin mempunyai harta yang banyak, menjadi orang terkenal, mengelilingi dunia, mempunyai prestasi yang manis dan segudang keinginan lainnya. Namun seorang muslim tentunya akan menempatkan cita-citanya di daerah yang paling tinggi dan mulia yaitu menggapai keridhaan Allah.

F. PENGERTIAN TENTANG KEBAJIKAN
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Manusia yaitu seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur itu terpisah bila insan meninggal. Karena merupakan pribadi, insan mempunyai pendapat sendiri, ia menyayangi diri sendiri, perasaan sendiri, keinginan sendiri dan sebagainya. Justru sebab itu, sebab mementingkan diri sendiri, seringkali insan tidak mengenal kabajikan.

G. MAKNA KEBAJIKAN
Sebagai makhluk pribadi, insan sanggup menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Baik jelek itu ditentukan oleh bunyi hati. Suara hati yaitu semacam bisikan di dalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbangkan dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku. Makara bunyi hati sanggup merupakan hakim untuk diri sendiri. Sebab itu, nilai bunyi hati amat besar dan penting dalam hidup manusia.
Jadi kebajikan itu yaitu perbuatan yang selaras dengan bunyi hati kita, bunyi hati masyarakat dan aturan Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laris baik, ramah tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan semoga tidak merangsang bagi yang melihatnya.
Kebajikan insan faktual dan sanggup dirasakan dalam tingkah lakunya. Karena tingkah laris bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang mempunyai tingkah laris sendiri-sendiri sehingga tingkah laris setiap orang berbeda-beda.

H. FACTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAH LAKU SESEORANG
Karena tingkah laris bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang mempunyai tingkah laris sendiri-sendiri sehingga tingkah laris setiap orang berbeda-beda. Adapun 3 faktor yang menentukan tingkah laris seseorang, yaitu :

1.Faktor Pembawaan (Heriditas), yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan. Pembawaan merupakan hal yang diturunkan atau dipusakai oleh orang tua.
2.Faktor Lingkungan (Environment), lingkungan yang membentuk seseorang merupakan alam kedua yang terjadinya sehabis seorang anak lahir (masa pembentukan seseorang waktu masih dalam kandungan merupakan alam pertama). Lingkungan membentuk jiwa seseorang mencakup lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
3.Faktor Pengalaman, pengalaman yang khas yang pernah diperoleh. Baik pengalaman pahit yang bersifat negatif, maupun pengalaman manis yang bersifat positif, memperlihatkan pada insan suatu bekal yang selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengambil tindakan.
I. PENGERTIAN USAHA / PERJUANGAN
Usaha/perjuangan yaitu kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap insan harus kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Sebagian hidup insan yaitu usaha/perjuangan. Perjuangan untuk hidup, dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan, insan tidak sanggup hidup sempurna. Apabila insan bercita-cita menjadi kaya, ia harus kerja keras. Kerja keras itu sanggup dilakukan dengan otak/ilmu maupun dengan tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya.

J. SEBUTKAN 3 ALIRAN FILSAFAT
Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada 3 pedoman filsafat, yaitu :
1.Aliran Naturalisme, hidup insan dihubungkan dengan kekuatan mistik yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan mistik itu dari natur, dan itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya pada Tuhan, natur itulah yang tertinggi. Aliran Naturalisme berintikan spekulasi, mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada Tuhan, dari spekulasi tersebut maka keyakinanlah yang menjadi jawabannya. Jika kita yakin Tuhan itu ada, maka kita katakan Tuhan itu ada. Bagi yang tidak yakin, dikatakan Tuhan tidak ada yang ada hanya natur.
2.Aliran Intelektualisme, dasar pedoman ini dalah logika/akal. Manusia mengutamakan akal, dengan kebijaksanaan insan berfikir. Akal berasal dari bahasa Arab, artinya kalbu, yang terpusat di hati, sehingga timbul islital “hati nurani”, artinya daya rasa. Di Barat, hati nurani inimenipis, justru yang menonjol yaitu kebijaksanaan yaitu logika berfikir. Karena itu, pedoman ini banyak dianut dikalangan Barat. Bi Timur orang mengutamakan hati nurani, yang baik berdasarkan kebijaksanaan belum tentu baik berdasarkan hati nurani.
3.Aliran Gabungan, dasar pedoman ini ialah kekuatan mistik dan juga akal. Kekuatan mistik artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan kebijaksanaan yaitu dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berfikir maupun sebagai rasa (hati nurani). Makara apa yang benar berdasarkan logika berfikir juga sanggup diteriman oleh hati nurani.

K. PENGERTIAN KEYAKINAN / KEKAYAAN
Keyakinan/keprcayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari kebijaksanaan atau kekuasaan Tuhan. Apabila dasar keyakinan itu kekuatan mistik dari Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang, kebijaksanaan dalam arti baik sebagai logika berfikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berfikir baik secara individual maupun secara kolektif, pandangan hidup ini disebut sosialisme-religius. Pandangan hidup sosialisme-religius mengutamakan logika berfikir dan hati nurani.

L. SEBUTKAN LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK
Manusia niscaya mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Akan tetapi yang terpenting, kita seharusnya mempunyai langkah-langkah berpandangan hidup ini. Adapun langkah-langkah itu sebagai berikut :
1.Mengenal, merupakan suatu kodrat bagi insan yaitu merupakan tahap pertama dari setiap acara hidupnya yang dalam jalan ini mengenal apa itu pandangan hidup.
2.Mengerti, disini dimaksudkan mengrti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Karena dengan mengerti, ada kecenderungan mengikuti apa yang terdapat dalm pandangan hidup itu.
3.Menghayati, dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh citra yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri.
4.Meyakini, suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga sanggup mencapai suatu tujuan hidupnya. Dengan meyakini berarti secara eksklusif ada penerimaan yang nrimo terhadap pandangan hidup itu.
5.Mengabdi, merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain.
6.Mengamankan, proses mengamankan ini merupakan langkah terakhir. Tidak mungkin atau sedikit kemungkinan bila belum mendalami langkah sebelumnya kemudian akan ada proses mengamankan ini. Langkah terakhir ini merupakan langkah terberat dan benar-benar membutuhkan kepercayaan yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala demi tegaknya pandangan hidup itu.

Sumber http://ronald-koeman.blogspot.com/