ANALGESIK atau obat penghilang rasa sakit sering dikonsumsi orang untuk mengurangi rasa sakit atau pusing. Kini Anda tak perlu mengonsumsi obat penghilang sakit, dengan meditasi bisa menghilangkan rasa sakit.
Selama ini meditasi diketahui sanggup menciptakan orang menjadi lebih tenang. Berdasarkan sebuah studi terbaru, meditasi ternyata bisa memperlihatkan efek penghilang rasa sakit ke otak, bahkan melebihi morfin.
Penelitian terbaru yang dilakukan Wake Forest Baptist Medical Center, North Carolina, Amerika Serikat, telah mencapai kesimpulan setelah melaksanakan sebuah penelitian kecil yang melibatkan 15 relawan. Tak satu pun dari mereka yang pernah terlibat dalam meditasi sebelumnya, jadi mereka benar-benar berkonsentrasi pada pernapasan dan melepaskan pikiran yang mengganggu, serta emosi.
Lalu di kaki kanan partisipan diletakkan perangkat yang bisa memicu rasa sakit. Aktivitas otak dari partisipan diuji dengan memakai ASL MRI (arterial spin labelling magnetic resonance imaging) sebelum dan sehabis meditasi.
Tetapi untuk memahami bagaimana otak para sukarelawan ini berani bereaksi terhadap semua hal tersebut, para profesional memakai pencitraan resonansi magnetik. Ternyata setelah 80 menit meditasi kegiatan di potongan otak, bertanggung jawab untuk mengidentifikasi lokalisasi dan intensitas nyeri menurun secara signifikan. Demikian yang dilansir dari Genius Beauty, Selasa (17/5/2011).
Penulis utama penelitian, Dr Fadel Zeidan mengatakan, "Kami menemukan bahwa intensitas nyeri mengalami penurunan sebesar 40 persen, dan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh itu sebesar 57 persen. Sementara itu, morfin dan obat penghilang rasa sakit lainnya memperlihatkan hasil rata-rata 25 persen."
Sumber: okezone.com Sumber http://rfiant.blogspot.com/
Selama ini meditasi diketahui sanggup menciptakan orang menjadi lebih tenang. Berdasarkan sebuah studi terbaru, meditasi ternyata bisa memperlihatkan efek penghilang rasa sakit ke otak, bahkan melebihi morfin.
Penelitian terbaru yang dilakukan Wake Forest Baptist Medical Center, North Carolina, Amerika Serikat, telah mencapai kesimpulan setelah melaksanakan sebuah penelitian kecil yang melibatkan 15 relawan. Tak satu pun dari mereka yang pernah terlibat dalam meditasi sebelumnya, jadi mereka benar-benar berkonsentrasi pada pernapasan dan melepaskan pikiran yang mengganggu, serta emosi.
Lalu di kaki kanan partisipan diletakkan perangkat yang bisa memicu rasa sakit. Aktivitas otak dari partisipan diuji dengan memakai ASL MRI (arterial spin labelling magnetic resonance imaging) sebelum dan sehabis meditasi.
Tetapi untuk memahami bagaimana otak para sukarelawan ini berani bereaksi terhadap semua hal tersebut, para profesional memakai pencitraan resonansi magnetik. Ternyata setelah 80 menit meditasi kegiatan di potongan otak, bertanggung jawab untuk mengidentifikasi lokalisasi dan intensitas nyeri menurun secara signifikan. Demikian yang dilansir dari Genius Beauty, Selasa (17/5/2011).
Penulis utama penelitian, Dr Fadel Zeidan mengatakan, "Kami menemukan bahwa intensitas nyeri mengalami penurunan sebesar 40 persen, dan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh itu sebesar 57 persen. Sementara itu, morfin dan obat penghilang rasa sakit lainnya memperlihatkan hasil rata-rata 25 persen."
Sumber: okezone.com Sumber http://rfiant.blogspot.com/