Minggu, 20 Agustus 2017

Kalimat Efektif



Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif yaitu kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga sanggup dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:
1.secara sempurna mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.


Ciri-Ciri Kalimat Efektif

1.Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus mempunyai keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).
Tidak Menjamakkan Subjek
Contoh:
Tomi pergi ke kampus, lalu Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
Tomi pergi ke kampus, lalu ke perpustakaan (efektif)

2.Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan hingga menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi tinggi yang populer itu mendapat hadiah (ambigu dan tidak efektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi tinggi yang populer itu mendapat hadiah (efektif).

3.Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya yaitu ekonomis dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk sanggup melaksanakan penghematan, yaitu:
a. Menghilangkan pengulangan subjek.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:
Karena ia tidak diajak, beliau tidak ikut mencar ilmu bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, beliau tidak ikut mencar ilmu bersama di rumahku. (efektif)
Dia sudah menunggumu semenjak dari pagi. (tidak efektif)
Dia sudah menunggumu semenjak pagi. (efektif)

4.Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa wangsit kalimat itu sanggup dengan gampang dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus mempunyai hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan program ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan program ini. (efektif)

5.Kesatuan atau Kepaduan
Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya yaitu kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membuat kepaduan kalimat, yaitu:
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
b. Kalimat yang padu mempergunakan contoh aspek + biro + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata menyerupai daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)

6.Keparalelan atau Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran yaitu kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang dipakai dalam kalimat itu. Jika pertama memakai verba, bentuk kedua juga memakai verba. Jika kalimat pertama memakai kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus memakai kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong abang dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)

7.Ketegasan
Ketegasan atau pemfokusan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap wangsit pokok dari kalimat. Untuk membentuk pemfokusan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Harapan kami yaitu supaya soal ini sanggup kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita sanggup membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)
Presiden mengharapkan supaya rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah supaya rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)
b. Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada belum dewasa terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada belum dewasa terlantar. (benar)
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Cerita itu begitu menarik, dongeng itu sangat mengharukan.
d. Melakukan kontradiksi terhadap wangsit yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.
e. Mempergunakan partikel pemfokusan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menuntaskan kiprah ini.

Sumber 


Sumber http://ronald-koeman.blogspot.com/

Related Posts