Internet Cepat menjadi mimpi bagi setiap tempat yang ada di Indonesia. Bagaimanapun juga semua masyarakat mempunyai hak untuk mendapat susukan internet yang cepat dan stabil. Infrastruktur yakni apa yang selama ini coba dikembangkan oleh pemerintah untuk mendukung penguatan jaringan di seluruh negeri. Hingga dikala ini, masyarakat Indonesia di desa sangat sulit untuk mendapat susukan internet secepat di kota.
Melalui aktivitas Palapa Ring, kabel serat optik yang terentang dari Sabang sampai Merauke akan menghadirkan susukan internet berkecapatan tinggi, tak kalah dengan negara-negara tetangga dan maju lainnya. Hal ini memungkinkan Indonesia dapat mengadopsi semua potensi mirip yang ada di aneka macam negara lain.
Sebelum bicara sasaran Palapa Ring, perlu dilihat apa yang gotong royong terjadi di Indonesia dari sisi infrastruktur ICT. Harus diakui bahwa kecepatan internet di ASEAN, Indonesia berada di nomor 4 sehabis Singapura, Malaysia, dan Thailand. Membangun infrastruktur di Indonesia tidak gampang alasannya yakni kita negara kepulauan. Sementara negara yang saya sebutkan tadi mudah negara daratan, yang menarik fiber optic di daratan relatif lebih gampang dibandingkan menyeberang lautan.
Dari 514 kabupaten di seluruh Indonesia, ada sekitar 58 kabupaten yang gres dan sama sekali tidak ada backbone. Kita ibaratkan jalan tol Jakarta-Bandung, operator harus membangun jalan lagi dari pintu tol Bekasi ke kota Bekasi-nya. Jalan tolnya (fiber optic yang merupakan backbone) itu sendiri yang gotong royong sangat mahal. Demikian halnya infrastruktur ICT, 58 kabupaten gres itu menghubungkan 34 kabupaten lainnya. Kaprikornus mudah sekitar 92 kabupaten yang tidak mempunyai backbone.
Internet Cepat |
Sebelum bicara sasaran Palapa Ring, perlu dilihat apa yang gotong royong terjadi di Indonesia dari sisi infrastruktur ICT. Harus diakui bahwa kecepatan internet di ASEAN, Indonesia berada di nomor 4 sehabis Singapura, Malaysia, dan Thailand. Membangun infrastruktur di Indonesia tidak gampang alasannya yakni kita negara kepulauan. Sementara negara yang saya sebutkan tadi mudah negara daratan, yang menarik fiber optic di daratan relatif lebih gampang dibandingkan menyeberang lautan.
Dari 514 kabupaten di seluruh Indonesia, ada sekitar 58 kabupaten yang gres dan sama sekali tidak ada backbone. Kita ibaratkan jalan tol Jakarta-Bandung, operator harus membangun jalan lagi dari pintu tol Bekasi ke kota Bekasi-nya. Jalan tolnya (fiber optic yang merupakan backbone) itu sendiri yang gotong royong sangat mahal. Demikian halnya infrastruktur ICT, 58 kabupaten gres itu menghubungkan 34 kabupaten lainnya. Kaprikornus mudah sekitar 92 kabupaten yang tidak mempunyai backbone.