Jakarta - Di jagat IT, seringkali kita mendengar istilah hacking -- acara meretas sistem security. Lantas, bagaimana dengan honeynet/honeypot, apa Anda familiar? Ini yaitu salah satu jurus untuk meredam malware (program jahat) yang biasa dilancarkan pelaku hacking.
Honeynet atau honeypot yaitu sebuah sistem security yang dikembangkan oleh sekelompok profesional dan member security untuk memerangi malware (malicious ware).
Menurut IGN Mantra dari Academic CSIRT, dengan honeynet/honeypot maka malware sanggup tertangkap. Honeynet semacam sensor yang diletakkan di IP public dan bersebelahan (LAN yang sama) dengan server sebenarnya. Kaprikornus malware akan hinggap di sensor honeynet, bukan server yang sebenarnya.
"Setelah malware tertangkap, selanjutnya malware akan dianalisis lebih lanjut atau yang dikenal dengan malware reverse enginering, untuk mengetahui pola serangan dan acara yang dilakukannya (malware-red.)," terperinci Mantra kepada detikINET, Jumat (28/6/2013).
"Sensor malware dilengkapi dengan tools ibarat Cuckoo, Capture-HPC, Glastopf, HoneyC, HoneyD dan Honeywell yang dikembangkan terpisah dengan server sebenarnya," imbuhnya.
Organisasi Honeynet
Organisasi Honeynet sendiri, lanjut Mantra, sudah berkembang pesat semenjak 1999, dan menyelenggarakan konferensi internasional 4 tahun belakangan ini. Member honeynet juga sudah cukup besar, kurang lebih 1.000 member yang tersebar di banyak sekali negara dan mempunyai beberapa chapter ibarat Honeynet Indonesia Chapter.
Beberapa waktu kemudian digelar pertemuan se-Indonesia perihal Honeynet/Honeypot, para pelaku security IT berkumpul dan bertukar pikiran seputar security IT umumnya dan Honeynet khususnya.
Peserta seminar sekitar 150 orang dengan asal cukup beragam, dimana secara umum dikuasai tiba dari Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Bandung dan sekitarnya.
Ketua Panitia Seminar Dr. Mohammad Amin Soetomo, MSc. mengatakan, Honeynet di Indonesia sudah ada beberapa tahun semenjak 2009. Dimana selama ini, Honeynet cukup membantu pemerintah, swasta dan akademisi dalam menyebarkan alat bantu security.
"Honeynet lebih banyak dipakai untuk Research & Development, ke depannya Honeynet akan dikembangkan lebih maju dan secara luas ke seluruh Indonesia, agresi ini didukung oleh pemerintah yakni Direktorat Keamanan Informasi Kominfo," lanjutnya.
Charles Lim, President Honeynet Indonesia Chapter, menambahkan bahwa Indonesia potensial dilirik oleh komunitas Honeynet internasional alasannya yaitu sangat signifikan perkembangannya beberapa tahun belakangan ini.
Komunitas di Indonesia yang awalnya kurang dari 10 orang ketika ini sudah mencapai 150 orang lebih dari banyak sekali latar belakang pendidikan, profesi dan usia.
Bali pun sekarang sedang dipromosikan menjadi tuan rumah penyelenggaraan seminar dan workshop Honeynet internasional yang akan diikuti oleh lebih dari 30 negara, baik pemerintah, militer, perusahaan dan tentu akademisi.
Sebelumnya, bulan Mei 2013 disebut mempunyai kondisi keamanan yang paling jelek semenjak awal tahun 2013 yang termonitor. Serangan secara nasional mencapai 5,7 juta kali, aktifitas malware beredar meningkat mencapai 1,16 juta, kejadian website mencapai 3.126 kali, kebocoran data mencapai 629 kali dan pelaporan kejadian security mencapai 123 kali.
Semua ini tidak terlepas dari perkembangan pengetahuan di bidang keamanan, pengetahuan dalam arti kasatmata dan negatif, keingintahuan dan coba-coba melaksanakan penetrasi ke sistem keamanan institusi lain menjadi sasaran bagi sebagian orang dan hacker.
IGN Mantra dari Academic CSIRT memberikan bahwa perkembangan gangguan security tidak terlepas dari makin murahnya perangkat komputer, baik desktop, laptop maupun tablet.
Perangkat mobile mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan yakni 11% (2008), 15% (2009), 21% (2010), 30% (2011), 43% (2012), 56% (estimasi di 2013) bahkan diramalkan perangkat mobile akan mencapai 93% di tahun 2020.
"Dapat disimpulkan bahwa semua orang bepergian akan memakai perangkat mobile untuk menunjang keperluan hidupnya, baik karyawan, ibu RT dan para pelajar, begitu juga serangan keamanan isu termasuk malware akan tumbuh seiring pertumbuhan perangkat mobile," terperinci Mantra.
Contoh Jepang
Kembali ke soal Honeynet, bagaimana peranan Honeynet di dunia? Tidak semua negara sukses dengan agresi menangkap malware, negara-negara maju sudah sangat concern dengan keberadaan malware sehingga menyebarkan Honeynet/Honeypot secara besar-besaran ibarat Jepang, AS, Korea dan negara-negara di Eropa.
Sebagai pola yaitu Jepang dengan JPCERT-nya, mereka menyebarkan divisi khusus untuk menangkap malware dan mempelajari anatomi malware tersebut dan menciptakan serum keamanannya. Bagaimana dengan Indonesia? masih dalam tahap berguru dan sudah menyebarkan beberapa riset di bidang Honeynet ini.
"Akhir kata, mempertahankan keamanan isu bagi individu, institusi dan negara lebih sulit alasannya yaitu percobaan menembus keamanan isu tidak pernah padam, indikator sederhana sanggup kita lihat di toko buku, jumlah buku offensive jauh lebih banyak dibandingkan buku-buku defensive, ketika ini 10:1," kata Mantra.
"Termasuk jumlah malware semakin membengkak, rata-rata malware tumbuh 2.500 macam malware gres pertahun. Kembali kepada diri kita masing-masing untuk mengamankan isu yang ada di masing-masing perangkat kita," ia menandaskan.
SUMBER
Sumber http://ronald-koeman.blogspot.com/
Honeynet atau honeypot yaitu sebuah sistem security yang dikembangkan oleh sekelompok profesional dan member security untuk memerangi malware (malicious ware).
Menurut IGN Mantra dari Academic CSIRT, dengan honeynet/honeypot maka malware sanggup tertangkap. Honeynet semacam sensor yang diletakkan di IP public dan bersebelahan (LAN yang sama) dengan server sebenarnya. Kaprikornus malware akan hinggap di sensor honeynet, bukan server yang sebenarnya.
"Setelah malware tertangkap, selanjutnya malware akan dianalisis lebih lanjut atau yang dikenal dengan malware reverse enginering, untuk mengetahui pola serangan dan acara yang dilakukannya (malware-red.)," terperinci Mantra kepada detikINET, Jumat (28/6/2013).
"Sensor malware dilengkapi dengan tools ibarat Cuckoo, Capture-HPC, Glastopf, HoneyC, HoneyD dan Honeywell yang dikembangkan terpisah dengan server sebenarnya," imbuhnya.
Organisasi Honeynet
Organisasi Honeynet sendiri, lanjut Mantra, sudah berkembang pesat semenjak 1999, dan menyelenggarakan konferensi internasional 4 tahun belakangan ini. Member honeynet juga sudah cukup besar, kurang lebih 1.000 member yang tersebar di banyak sekali negara dan mempunyai beberapa chapter ibarat Honeynet Indonesia Chapter.
Beberapa waktu kemudian digelar pertemuan se-Indonesia perihal Honeynet/Honeypot, para pelaku security IT berkumpul dan bertukar pikiran seputar security IT umumnya dan Honeynet khususnya.
Peserta seminar sekitar 150 orang dengan asal cukup beragam, dimana secara umum dikuasai tiba dari Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Bandung dan sekitarnya.
Ketua Panitia Seminar Dr. Mohammad Amin Soetomo, MSc. mengatakan, Honeynet di Indonesia sudah ada beberapa tahun semenjak 2009. Dimana selama ini, Honeynet cukup membantu pemerintah, swasta dan akademisi dalam menyebarkan alat bantu security.
"Honeynet lebih banyak dipakai untuk Research & Development, ke depannya Honeynet akan dikembangkan lebih maju dan secara luas ke seluruh Indonesia, agresi ini didukung oleh pemerintah yakni Direktorat Keamanan Informasi Kominfo," lanjutnya.
Charles Lim, President Honeynet Indonesia Chapter, menambahkan bahwa Indonesia potensial dilirik oleh komunitas Honeynet internasional alasannya yaitu sangat signifikan perkembangannya beberapa tahun belakangan ini.
Komunitas di Indonesia yang awalnya kurang dari 10 orang ketika ini sudah mencapai 150 orang lebih dari banyak sekali latar belakang pendidikan, profesi dan usia.
Bali pun sekarang sedang dipromosikan menjadi tuan rumah penyelenggaraan seminar dan workshop Honeynet internasional yang akan diikuti oleh lebih dari 30 negara, baik pemerintah, militer, perusahaan dan tentu akademisi.
Sebelumnya, bulan Mei 2013 disebut mempunyai kondisi keamanan yang paling jelek semenjak awal tahun 2013 yang termonitor. Serangan secara nasional mencapai 5,7 juta kali, aktifitas malware beredar meningkat mencapai 1,16 juta, kejadian website mencapai 3.126 kali, kebocoran data mencapai 629 kali dan pelaporan kejadian security mencapai 123 kali.
Semua ini tidak terlepas dari perkembangan pengetahuan di bidang keamanan, pengetahuan dalam arti kasatmata dan negatif, keingintahuan dan coba-coba melaksanakan penetrasi ke sistem keamanan institusi lain menjadi sasaran bagi sebagian orang dan hacker.
IGN Mantra dari Academic CSIRT memberikan bahwa perkembangan gangguan security tidak terlepas dari makin murahnya perangkat komputer, baik desktop, laptop maupun tablet.
Perangkat mobile mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan yakni 11% (2008), 15% (2009), 21% (2010), 30% (2011), 43% (2012), 56% (estimasi di 2013) bahkan diramalkan perangkat mobile akan mencapai 93% di tahun 2020.
"Dapat disimpulkan bahwa semua orang bepergian akan memakai perangkat mobile untuk menunjang keperluan hidupnya, baik karyawan, ibu RT dan para pelajar, begitu juga serangan keamanan isu termasuk malware akan tumbuh seiring pertumbuhan perangkat mobile," terperinci Mantra.
Contoh Jepang
Kembali ke soal Honeynet, bagaimana peranan Honeynet di dunia? Tidak semua negara sukses dengan agresi menangkap malware, negara-negara maju sudah sangat concern dengan keberadaan malware sehingga menyebarkan Honeynet/Honeypot secara besar-besaran ibarat Jepang, AS, Korea dan negara-negara di Eropa.
Sebagai pola yaitu Jepang dengan JPCERT-nya, mereka menyebarkan divisi khusus untuk menangkap malware dan mempelajari anatomi malware tersebut dan menciptakan serum keamanannya. Bagaimana dengan Indonesia? masih dalam tahap berguru dan sudah menyebarkan beberapa riset di bidang Honeynet ini.
"Akhir kata, mempertahankan keamanan isu bagi individu, institusi dan negara lebih sulit alasannya yaitu percobaan menembus keamanan isu tidak pernah padam, indikator sederhana sanggup kita lihat di toko buku, jumlah buku offensive jauh lebih banyak dibandingkan buku-buku defensive, ketika ini 10:1," kata Mantra.
"Termasuk jumlah malware semakin membengkak, rata-rata malware tumbuh 2.500 macam malware gres pertahun. Kembali kepada diri kita masing-masing untuk mengamankan isu yang ada di masing-masing perangkat kita," ia menandaskan.
SUMBER