Radiasi di antariksa amat berbahaya bagi astronaut alasannya yaitu sanggup mencapai dua pertiga dari batas kondusif yang sanggup ditoleransi oleh tubuh insan seumur hidupnya. Untuk melindungi para penjelajah antariksa, wahana yang mereka tumpangi harus dilindungi tameng anti-radiasi berbahan khusus.
Tim peneliti dari University of New Hampshire dan Southwest Research Institute menguji tingkat radiasi dari partikel bermuatan yang bergerak cepat atau sinar kosmis galaksi pada sebuah wahana penjelajah bulan. Mereka memasang Cosmic Ray Telescope for the Effects of Radiation (CRaTER) pada tubuh wahana Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO). Menggunakan peralatan ini, peneliti sanggup memantau daya tahan aneka material dalam menghalangi radiasi.
“Plastik ternyata lebih efektif menghalangi radiasi ketimbang aluminium,” ujar Cary Zeitlin, peneliti antariksa dari University of New Hampshire di Amerika Serikat.
Wahana antariksa umumnya terbuat dari aluminium. Bahan ini dipilih alasannya yaitu ringan dan kokoh. Namun temuan Zeitlin menunjukkan bahwa materi ini kalah tangguh dalam menahan sinar kosmik.
Selain plastik, peneliti menemukan materi yang mengandung unsur hidrogen sanggup menjadi dinding tangguh dalam menangkal radiasi. Salah satu materi yang ibarat ini yaitu air.
Pada CRaTER juga terpasang material yang dikenal sebagai jaringan plastik imitasi. Bahan ini menjiplak jaringan otot insan yang terpapar radiasi. Jaringan buatan ini terbukti rentan terkena radiasi antariksa saat dilindungi aluminium ketimbang plastik.
Wahana bikinan National Aeronautics and Space Administration (NASA) ini memantau permukaan bulan pada ketinggian 50 kilometer dari permukaan bulan. Bulan sendiri tak mempunyai atmosfer, sehingga astronaut yang berjalan di permukaan atau di orbit dengan gampang terpapar radiasi. Tanpa derma material khusus, astronaut akan terpapar radiasi yang pada jadinya merusak jaringan tubuh mereka.
Peraturan yang diterapkan NASA menyatakan astronaut seharusnya tidak boleh terpapar radiasi lebih dari 1.000 millisieverts (mSv) seumur hidupnya. Tingkat radiasi setinggi itu diasosiasikan dengan kenaikan risiko kanker yang mematikan sebesar 5 persen.
SUMBER
Sumber http://ronald-koeman.blogspot.com/