Genom orisinil Amerika yang gres diurutkan menginformasikan bagaimana insan pertama kali pindah ke dan di sekitar Amerika. Salah satu genom gres berasal dari 9.600-tahun tetap ditemukan dari Lapa do Santo, sebuah situs arkeologi di bab timur Brasil terlihat di sini.
PHOTOGRAPH OLEH MAURÍCIO DE PAIVA
"Dari mana saya berasal?" Itu mungkin salah satu pertanyaan paling fundamental bagi umat manusia. Sekarang, tiga penelitian DNA insan purba dan modern memperlihatkan beberapa balasan yang menarik dengan menyampaikan pandangan gres yang rinci pada orang-orang Amerika yang kompleks.
Begitu insan modern meninggalkan Afrika sekitar 60.000 tahun yang lalu, mereka dengan cepat memperluas enam benua. Para peneliti sanggup memetakan migrasi epik ini dalam DNA orang-orang baik yang hidup maupun yang sudah usang mati, tetapi mereka kehilangan data genetik dari Amerika Selatan, penghentian besar terakhir dalam perjalanan insan ini. Trio makalah gres yang diterbitkan hari ini di jurnal Science, Cell, and Science Advances secara dramatis meningkatkan jumlah genom utuh yang diurutkan dari masyarakat adat Amerika Selatan, baik yang hidup maupun kuno.
"Ini intinya menyampaikan citra pertama dari data genom utuh yang lebih dari seribu tahun," kata Nathan Nakatsuka, Ph.D. mahasiswa di Harvard Medical School yang ikut menulis “Dengan penambahan genom ini dan yang lain yang diterbitkan awal tahun ini, kami mulai melihat rincian sejarah yang muncul,” Jennifer Raff, andal genetika di University of Kansas yang tidak terlibat dalam studi, kata dalam email.
Apa yang bisa diungkapkan DNA
Empat puluh tahun yang lalu, para peneliti berpikir bahwa orang-orang di benua Amerika itu cukup mudah. Diperkirakan bahwa insan datang dalam satu gelombang migrasi selatan sekitar 13.000 tahun yang lalu, yang sesuai dengan penyebaran di Amerika Utara alat-alat kerikil khusus yang dikaitkan dengan kelompok yang disebut budaya Clovis.
Namun berkat inovasi arkeologi gres dan teknik penanggalan yang lebih tepat, kita kini tahu bahwa orang-orang Clovis yang memakai peralatan ini bukanlah orang Amerika pertama. Di beberapa situs di Amerika Utara dan Selatan, para peneliti telah secara meyakinkan memperlihatkan bahwa orang-orang pra-Clovis datang berabad-abad sebelum alat-alat ini muncul. Selidiki sel. Berdasarkan hasil, para peneliti memperlihatkan bukti dari beberapa migrasi insan ke Amerika Selatan, termasuk dua yang sebelumnya tidak diketahui oleh sains. Data juga membantu menyempurnakan dongeng ihwal bagaimana orang-orang menetap dan berkembang di dataran tinggi Andes.
Mempelajari DNA purba menambah detail ekstra pada gambar ini, mengungkapkan keberadaan kelompok-kelompok yang berbeda secara genetis yang tidak meninggalkan jejak fisik yang unik. Yang mengatakan, itu hanya memperlihatkan pandangan kabur, diperbesar. Setelah semua, penduduk orisinil Amerika awal tidak berbaris melintasi tanah dalam satu gerakan. Sebaliknya, kelompok-kelompok kecil pemburu dan pengumpul berkelok-kelok melintasi wilayah itu ketika mereka hidup dari hari ke hari mengumpulkan makanan, mencari perlindungan, menciptakan pakaian dan peralatan, dan bersosialisasi dengan orang lain.
"Sangat gampang untuk jatuh ke dalam perangkap penyederhanaan apa yang mungkin merupakan proses yang sangat rumit, yang menggambarkannya sebagai panah lurus ke arah selatan," kata Raff.
Migrasi tak terduga
Studi yang diterbitkan dalam Cell and Science menangani tempo gerakan insan yang lebih luas ke Amerika Selatan. Sebagian besar, mereka baiklah pada citra besar. Sekitar 25.000 tahun yang lalu, nenek moyang penduduk orisinil Amerika terpecah dari orang-orang yang tinggal di Siberia. Kemudian, mereka pindah melintasi jembatan darat yang menghubungkan Siberia dan Alaska, menjadikannya ke Pacific Northwest antara 17.000 dan 14.000 tahun yang lalu.
Begitu mereka hingga di selatan lapisan es melapisi sebagian besar Kanada, leluhur penduduk orisinil Amerika terpecah menjadi dua kelompok yang berbeda secara genetis. Satu bergerak ke timur, dengan beberapa keturunan menetap di apa yang kini di selatan Ontario. Cabang lainnya — kadang kala disebut Penduduk Asli Amerika Selatan — dengan cepat pindah ke selatan sekitar 14.000 tahun yang lalu, menjadi leluhur utama penduduk Amerika Tengah dan Selatan remaja ini.
Kedua makalah itu juga memperlihatkan bahwa tidak ada satu migrasi ke selatan.
Para peneliti di balik studi Cell, yang dipimpin oleh andal genetika Max Planck Institute, Cosimo Posth, menemukan bukti untuk dua populasi yang sebelumnya tidak diketahui yang juga masuk ke Amerika Selatan. Keduanya terkait erat dengan garis utama penduduk orisinil Amerika Selatan, tetapi mereka cukup berbeda untuk muncul secara terpisah di dalam DNA insan purba.
Lebih dari 10.000 tahun yang lalu, penduduk orisinil di Brasil mulai melukai mati mereka di Lapa do Santo. Pada tahun 2014, penggalian mengungkapkan sisa-sisa laki-laki remaja ini.
PHOTOGRAPH OLEH ANDRÉ STRAUSS
Salah satu kelompok ini diwakili oleh orang-orang Andes yang sepertinya terkait erat dengan penduduk orisinil Amerika kuno yang tinggal di Kepulauan Channel California. Yang lain menghubungkan Penduduk Asli Amerika kuno yang datang di Brasil dan Chili pada 9.000 tahun yang kemudian ke Anzick-1, seorang bayi laki-laki yang tinggal di Montana sekitar 12.800 tahun yang lalu. Anzick-1 sangat penting alasannya yaitu ia bekerjasama dengan budaya Clovis Amerika Utara. Meskipun ini yaitu petunjuk genetik pertama kemungkinan imbas Clovis di Amerika Selatan, bukti ketika ini dengan tegas menyatakan bahwa kelompok ini yaitu leluhur utama orang Amerika Selatan ketika ini.
Makalah Science, yang dipimpin oleh peneliti Natural History Museum of Denmark J. Víctor Moreno-Mayar, memperlihatkan penyebaran lain yang tidak terduga. Sementara timnya juga melihat migrasi ke Amerika Selatan 14.000 tahun yang lalu, mereka menemukan gejala bahwa sebuah kelompok yang tinggal di Meksiko atau Amerika Tengah menyebar 8.700 tahun yang kemudian ke Amerika Selatan dan ke utara ke kawasan yang kini yaitu Great Plains AS.
"Ketika Anda mencoba memasukkan orang Amerika Selatan masa kini ke dalam gambar, yang Anda butuhkan yaitu gerakan populasi tambahan," kata Moreno-Mayar. “Kami hanya mempunyai sedikit gagasan ihwal populasi mana yang merepresentasikan pedoman gen itu; satu-satunya hal yang kami tahu yaitu bahwa itu ada di sisi penduduk orisinil Amerika. ”
Salah satu kelompok ini diwakili oleh orang-orang Andes yang sepertinya terkait erat dengan penduduk orisinil Amerika kuno yang tinggal di Kepulauan Channel California. Yang lain menghubungkan Penduduk Asli Amerika kuno yang datang di Brasil dan Chili pada 9.000 tahun yang kemudian ke Anzick-1, seorang bayi laki-laki yang tinggal di Montana sekitar 12.800 tahun yang lalu. Anzick-1 sangat penting alasannya yaitu ia bekerjasama dengan budaya Clovis Amerika Utara. Meskipun ini yaitu petunjuk genetik pertama kemungkinan imbas Clovis di Amerika Selatan, bukti ketika ini dengan tegas menyatakan bahwa kelompok ini yaitu leluhur utama orang Amerika Selatan ketika ini.
Makalah Science, yang dipimpin oleh peneliti Natural History Museum of Denmark J. Víctor Moreno-Mayar, memperlihatkan penyebaran lain yang tidak terduga. Sementara timnya juga melihat migrasi ke Amerika Selatan 14.000 tahun yang lalu, mereka menemukan gejala bahwa sebuah kelompok yang tinggal di Meksiko atau Amerika Tengah menyebar 8.700 tahun yang kemudian ke Amerika Selatan dan ke utara ke kawasan yang kini yaitu Great Plains AS.
"Ketika Anda mencoba memasukkan orang Amerika Selatan masa kini ke dalam gambar, yang Anda butuhkan yaitu gerakan populasi tambahan," kata Moreno-Mayar. “Kami hanya mempunyai sedikit gagasan ihwal populasi mana yang merepresentasikan pedoman gen itu; satu-satunya hal yang kami tahu yaitu bahwa itu ada di sisi penduduk orisinil Amerika. ”
Arkeolog mempelajari kepala kerikil Olmec yang kolosal di La Venta, Meksiko dalam foto National Geographic tahun 1947 ini. Peradaban Olmec, yang pertama di Mesoamerika, memperlihatkan petunjuk berharga dalam pengembangan wilayah lain.
PHOTOGRAPH OLEH RICHARD HEWITT STEWART, GEOGRAFI NASIONAL
Cara menjalani kehidupan yang tinggi
Studi gres ketiga, yang diterbitkan dalam Science Advances, memperbesar Andes, tulang punggung pegunungan di Amerika Selatan bab barat. Bukti arkeologis memperlihatkan bahwa orang mulai hidup secara permanen di dataran tinggi Andes sekitar 9.000 tahun yang lalu. Tapi ini bukan kawasan yang paling gampang untuk hidup alasannya yaitu hirau taacuh dan udara tipis, yang menciptakan lebih sulit bagi badan insan untuk menyerap oksigen. Makara bagaimana orang-orang Andes pindah ke wilayah ini, dan bagaimana mereka mengikuti keadaan dengan kondisi yang keras?
Untuk mencari tahu, para peneliti yang dipimpin oleh antropolog Universitas Emory John Lindo mengurutkan seluruh genom dari tujuh Pribumi yang tinggal di dataran tinggi Peru antara 1.600 dan 6.100 tahun yang lalu. Tim ini juga mengumpulkan lusinan rangkaian DNA dari dua penduduk pribumi modern: Aymara di dataran tinggi Bolivia, dan Huilliche-Pehuenche, yang tinggal di dataran rendah pesisir Chili.
Membandingkan urutan DNA ini mengungkapkan bahwa dataran rendah dan dataran tinggi Andes 'terpecah sekitar 8.750 tahun yang lalu, memberi atau mengambil beberapa abad. Tim juga menemukan gejala evolusi yang bekerja pada DNA Andeans dataran tinggi, menyerupai peningkatan varian gen yang terkait dengan hati yang lebih kuat. Jika ini merupakan penyesuaian terhadap ketinggian tinggi, maka badan Aymara mengambil pendekatan yang berbeda dari kelompok ketinggian lainnya. Penduduk orisinil Tibet, misalnya, lebih sering mempunyai varian gen yang memengaruhi kemampuan darah untuk membawa oksigen.
"Itu sedikit mengejutkan bagi saya," kata rekan penulis studi Mark Aldenderfer, seorang arkeolog di University of California, Merced. “Apa yang kita lihat yaitu evolusi konvergen: Inilah tantangan lingkungan yang dihadapi orang-orang dalam genom mereka, dan sepertinya ada banyak cara untuk [menyelesaikan] itu.”
DNA Andes juga menanggung bekas-bekas penyakit yang dibawa orang Eropa ke wilayah itu pada tahun 1500-an. Jika dibandingkan dengan DNA Andeans sebelum kontak, genom Aymara modern memperlihatkan pergeseran dua gen kekebalan, salah satunya terkait dengan cacar. Populasi dataran rendah tidak memperlihatkan perubahan ini, yang sanggup membantu menjelaskan hasil suram lainnya: berapa banyak setiap populasi runtuh sesudah kontak Eropa. Para penulis memperkirakan bahwa dataran tinggi Aymara kehilangan sekitar 27 persen dari populasi sesudah kontak, tetapi kelompok dataran rendah menyusut sebanyak 95 persen.
“Fakta bahwa populasi ini mengikuti keadaan dengan lingkungan yang keras menyerupai lingkungan dataran tinggi di Andes, mungkin telah menyampaikan pertolongan terhadap penjelajah Eropa sendiri atau pertolongan dari patogen yang mereka bawa,” kata rekan penulis studi Anna Di Rienzo, andal genetika insan di Universitas Chicago.
Lebih banyak data, lebih banyak teka-teki
Sementara tiga studi menambahkan rincian baru, mereka juga mengajukan pertanyaan baru. Untuk satu, masih ada beberapa ketegangan antara catatan arkeologi dan genetik, terutama selama perpindahan cepat ke Amerika Selatan sekitar 14.000 tahun yang lalu.
"Implikasinya yaitu bahwa jikalau Anda bergerak sejauh itu, secepat itu, tidak ada orang di rumah ... namun kita tahu bahwa kita mempunyai orang di Amerika sebelum ketika ini," kata arkeolog Universitas Southern Methodist, David Meltzer, salah satu rekan penulis studi Sains. "Pertanyaan yang terang berikutnya adalah, apa kekerabatan antara kelompok-kelompok yang kita pemetaan di sini, dan yang mana kita hanya mempunyai petunjuk secara genetis dan arkeologis?"
Para peneliti dengan hati-hati menggali sisa-sisa penduduk orisinil Amerika kuno di Lapa do Santo.
PHOTOGRAPH OLEH ALBERTO BARIONI
Para peneliti juga menerima hasil yang bertentangan terkait dengan Populasi Y, populasi "hantu" pertama kali diusulkan untuk menjelaskan mengapa beberapa penduduk orisinil Amerika Selatan sepertinya mempunyai lebih banyak leluhur Australasia daripada penduduk orisinil Amerika lainnya. Makalah Moreno-Mayar memperlihatkan gejala Populasi Y di Amerika Selatan setidaknya 10.000 tahun yang lalu. Tetapi para peneliti yang menyarankan Populasi Y di kawasan pertama - penulis studi Cell - menemukan bahwa mereka tidak membutuhkan kelompok ekstra ini untuk menjelaskan hasil terbaru mereka.
Untuk mengetahui lebih jauh, para ilmuwan menyampaikan bahwa mereka akan membutuhkan lebih banyak data. Untuk melaksanakan itu, tim bekerja sama dengan kelompok-kelompok pribumi untuk mengumpulkan DNA dari populasi ketika ini dan untuk mengambil sampel sisa-sisa leluhur dari nenek moyang pribumi yang hidup.
Penelitian Ilmu Pengetahuan, misalnya, termasuk DNA mumi Gua Roh, sisa-sisa insan yang hidup dan mati di Nevada sekitar 10.700 tahun yang lalu. Pada tahun 2016, andal genetika menegaskan bahwa ia yaitu penduduk orisinil Amerika, membuka jalan bagi suku Fallon Paiute-Shoshone yang berdekatan untuk mengambil kembali sisa-sisanya. Len George, ketua suku dari Fallon Paiute-Shoshone, yaitu rekan penulis pada studi baru.
Dekade yang lalu, tingkat keterlibatan masyarakat dan pencarian persetujuan ini hampir tidak biasa. Sekarang, para peneliti menyampaikan itu yaitu kafe etika yang harus mereka, dan harus, jelas.
“Sayangnya kami diajarkan banyak inspirasi yang salah ihwal mereka di kelas sejarah dan juga secara implisit di media: bahwa penduduk orisinil Amerika semuanya sudah punah, bahwa prestasi budaya mereka yang besar hanya di masa lalu, atau harus dikaitkan dengan siapa pun selain nenek moyang mereka. , "Kata Raff.
“Pemahaman ihwal sejarah masyarakat adat, baik dari perspektif ilmiah maupun pribumi, yaitu salah satu cara untuk melihat pesan-pesan di atas dan mengakui ketahanan dan pencapaian luar biasa masyarakat Amerika.”
Sumber : https://www.nationalgeographic.com/science/2018/11/ancient-dna-reveals-complex-migrations-first-americans/
Sumber : https://www.nationalgeographic.com/science/2018/11/ancient-dna-reveals-complex-migrations-first-americans/