Hallo sahabat , selamat datang! Apa kabarnya kalian hari ini? Saya berharap kalian semua dalam keadaan yang sehat dan bahagia.
Pada kesempatan ini, saya akan menciptakan postingan yang bahu-membahu tiba dari kegelisahan hati saya. Hal ini wacana cara berkomentar warganet di media umum yang kalau boleh saya bilang cukup 'memprihatinkan'. Atas kegelisahan tersebut maka postingan ini saya buat. Silahkan disimak klarifikasi dari saya berikut.
Berpendapat di Sosial Media
Kita semua niscaya sudah tahu kalau beropini merupakan hak yang menempel pada diri seseorang. Dengan adanya media sosial, semua orang sanggup bebas mencurahkan seluruh isi hatinya kapanpun dan di manapun, asalkan mempunyai kanal internet bukan ?
Setiap hari kita disuguhi banyak sekali opini dari teman, sahabat, rekan, dan bahkan tokoh ternama melalui media sosial.
Media sosial juga merupakan sarana yang tersedia untuk menyatakan pendapat sebebas mungkin, selama tidak mengganggu kepentingan orang lain dan melanggar undang-undang yang berlaku.
Media sosial di abad kini bukan hanya menjadi sebuah alat untuk komunikasi saja, tetapi bisa dibilang sudah menjadi gaya hidup. Media sosial seringkali dipakai sebagai ajang untuk memamerkaan sesuatu dengan mengumbar foto-foto. Tujuannya yaa ... biar keliatan keren aja.
Tapi itu merupakan 'sebagian kecil dari banyaknya pengguna media sosial', di luar itu masih banyak kok orang-orang yang memanfaatkan media umum dengan bijak.
Berdasarkan data dari Laporan Tetra Pax Index 2017, sebanyak 132 juta masyarakat Indonesia merupakan pengguna internet dan 106 juta diantarnya memakai sosial media. Angka yang 'wow' bukan ? Hal ini menciptakan Indonesia menempati peringkat ke-8 pengguna media umum terbanyak di Asia Tenggara kala itu.
Nah, dari banyaknya pengguna media umum di Indonesia tersebut, sebuah informasi yang dibagikan melalui media umum akantersebar dengan cepat ke banyak sekali pihak. Iya enggak ? Iya aja deh ya... hehehe
Karena persebaran informasi yang sangat pesat tersebut, nantinya akan menyebabkan suatu respon. Baik itu respon positif maupun negatif.
Sebenarnya apa sih permasalahannya?
Emmmm, apa ya permasalahannya ? Kalian mau tau doang atau mau banget ? Hehehe
Makara gini, ada pepatah "lempar watu sembunyi tangan". Kalian juga niscaya sudah pernah dengar pepatah tersebut.
Artinya, biasanya seorang warganet setelah mengutarakan sesuatu, abis itu ngilang entah kemana. Nah, oleh lantaran itu media umum sering kali dimanfaatkan oleh mulut-mulut (eh tangan ya) jahil yang tidak bertanggungjawab untuk menyebarkan anggapan yang sanggup menjadikan perpecahan.
Bahkan nih, UU ITE disiasati dengan cara menciptakan akun-akun palsu untuk menyebarkan anggapan yang diperlukan menjadikan perpecahan. Yaaa...meskipun kemenkominfo bekerja siang dan malam untuk memblokir akun-akun tersebut, akan menjadi sia-sia bila kita tidak mempunyai kesadaran yang timbul dari hati terkait pertanggungjawaban dalam memperlihatkan opini.
Taufan Teguh Akbari, M.Si, Dekan Business Studies LSPR Jakarta dan founder Rumah Millenials menyebutkan bahwa komentar negatif yakni komentar yang sengaja ditujukan kepada sasaran untuk merendahkan harga diri seseorang dan menjatuhkan secara psikis.
Terkadang nih, netizen tidak menyadari kalau komentarnya telah menyakiti orang lain lantaran orang yang ia sakiti tidak berani melawan dan menentukan diam. Hal ini akan menjadi peristiwa bagi semua orang. Tak akan ada kritik, saran, dan tanggapan yang bermanfaat bagi kelangsungan bangsa Indonesia tercinta ini.
Dahulu, negara selalu menyuarakan semoga masyarakat Indonesia menjadi citizen yang baik. Era sekarang, internet mulai berkembang dengan pesat sehingga syarat menjadi citizen yang baik ya harus menjadi warganet yang baik juga. Kenapa harus begitu ? Hmmmm...Cara Berkomentar di Sosial Media dengan Sopan dan Santun
...tahu enggak kalau Indonesia itu digadang-gadang bakalan jadi warganet terburuk di dunia loh. Enggak percaya ? Coba deh disimak beberapa kasus berikut.
Baca juga : Cara Ampuh Menghilangkan Rasa Malas
Kasus pertama, masih ingat ketika kecelakaan atraksi sulap Demian Aditya di America's Got Talent? Nah, kalau kalian perhatikan komentar warganet di video penampilannya, maka Anda akan melihat perbedaan yang cukup signifikan antara warganet Indonesia dengan warganet asing. Di ketika warganet absurd mengapresiasi karyanya walaupun Demian gagal, justru warganet Indonesia banyak yang meninggalkan komentar negatif. Miris sekali ya....
Kasus kedua, ketika SEA Games 2017 lalu. Muncul bendera terbalik yang tertera dalam buku panduan SEA Games. Langsung deh, hashtag shameonyoumal***** bertebaran di mana-mana. Emang sih niatnya baik, pengin memperjuangkan bangsa tercinta ini supaya tidak 'diinjak-injak' negara lain. Tapi kalau saya berfikir sih, persoalan tidak akan terselesaikan kalau kita cuma koar-koar saja. Justru mungkin malahan akan menambah persoalan gres lagi. Nah, hal ini memperlihatkan citra yang jelek bagi warganet Indonesia.
Kasus ketiga, insiden yang paling gres yakni revisi terhadap UU MD3 yang menuai kontroversi lantaran aturan di dalamnya dianggap menciptakan pemerintah menjadi antikritik dan kebal hukum. Tidak bisa dipungkiri memang alasan UU ini direvisi lantaran banyaknya cibiran daari warganet berupa post atau meme yang dianggap kurang sempurna sehingga UU ini direvisi. Hal yang sangat disayangkan, mengingat dewan perwakilan rakyat yakni perwakilan rakyat yang seharusnya bisa menampung aspirasi rakyat. Namun, tanggapan revisi UU MD3 ini rakyat malah kehilangan haknya untuk berpendapat.
Masih banyak lagi bahu-membahu kasus yang berkaitan dengan cara berkomentar warganet di media sosial. Jika dibiarkan terus menerus pastinya akan menyebabkan imbas yang jelek bagi bangsa Indonesia.
Nah, atas dasar tersebutlah saya mengajak Anda semua untuk memperlihatkan komentar di sosial media dengan sopan dan santun. Hal ini sanggup dilakukan dengan cara-cara berikut.
1. Hukum goresan pena sama dengan perkataan
Ini yakni hal yang perlu diingat pertama kali sebelum berkomentar. Di zaman sekarang, yang berlaku tidak hanya "mulutmu harimaumu" saja, tetapi juga "tulisanmu harimaumu". Pertimbangkan baik-baik sebelum memperlihatkan komentar. Kira-kia apa yang akan terjadi bila memperlihatkan komentar menyerupai ini, menyerupai itu, dan sebagainya. Isi komentar yakni hal yang perlu dipertanggungjawabkan. Sama menyerupai ucapan lisan, komentar itu sanggup berbalik menyerang diri sendiri bila tidak mempertimbangkannya dengan baik.2. Baca artikel atau melihat video dengan teliti dan utuh
Sebelum berkomentar, tentunya seorang warganet harus paham dengan apa yang menjadi pokok bahasan. Sehingga ketika memperlihatkan komentar kontennya sesuai dan pas dengan bahasan tersebut. Karena bila komentarnya tidak nyambung maka akan terlihat seorang warganet yang 'tong kosong nyaring bunyinya'. Hal juga dilakukan sebagai bentuk apresiasi kepada penulis atau pembuat video tersebut. So, don't judge anyone based on what you heard.
3. Gunakan bahasa yang baik dan sopan
Pertama, jangan menyinggung SARA dan pornografi. Sebab topik ini bisa jadi sangat sensitif terhadap beberapa pihak.
Kedua, gunakan bahasa yang baik dan sopan. Nggak perlu deh pakai penulisan yang sesuai EYD, sopan saja udah cukup kok. Seseorang itu sanggup dinilai lewat perkataannya. Penilaian terhadap warganet yang berkata sopan tentu akan berbeda dengan warganet yang berkata kotor yang lengkap dengan CAPSLOCK.
Baca Juga: 9 Kerja Sampingan yang Cocok untuk Pelajar
Ketiga, bila ingin mengomentari akun-akun warganet asing, gunakanlah bahasa yang mereka mengerti dan tetap mengedepankan kesopanan.
4. Berikan kritik dan saran yang membangun
Jangan cuman kasih love, like, rate, and share aja, pembuat konten juga membutuhkan sebuah kritik dan saran dari warganet sekalian. Mereka tentunya ingin melihat bagaimana tanggapan warganet terhadap konten yang dibuatnya, apakah sudah manis atau belum. Jika ingin memperlihatkan kritik, sisipkan juga saran yang ingin Anda sampaikan supaya si pembuat konten bisa lebih baik kedepannya. Atau barangkali ingin mengoreksi bila ada kesalahan yang ia buat. Cara yang paling baik yakni dengan mengirim pesan secara langsung, lantaran bisa saja si pembuat konten akan malu bila ditegur di kolom komentar yang sanggup dibaca oleh banyak orang. Hindari juga kata-kata yang menciptakan tersinggung orang lain.
5. Jangan gampang terpancing dengan konten yang sersifat provokatif
Zaman kini nih, konten-konten "klikbet" bakalan lebih cepat viral dibandingkan dengan konten lainnya. Nah, tak jarang juga konten "klikbet" ini berisikan hal-hal yang kontroversial sehingga sanggup menyulut emosi. Sebagai warganet yang berbudi luhur, hendaklah kita bersikap kalem dan menanggapinya dengan kepala dingin. Tidak perlu membawa unsur emosi ke dalamnya. Jika kita emosi, maka kita akan menjadi menyerupai tikus yang masuk dalam perangkap. Sebab ada beberapa konten yang sengaja dibentuk untuk memicu amarah pembacanya.
6. Spread love, no hate
Jangan gunakan kolom komentar sebagai alat untuk menghasut orang lain, contohnya memancing orang lain untuk memusuhi pembuat konten atau pihak lainnya yag bersangkutan. Permusuhan tidak hanya terjadi di dunia aktual saja, tetapi juga di dunia maya. Jangan memicu debat kusir yang tidak ada habisnya, buntut paling parah yakni sanggup dikenai pidana sesuai dengan UU ITE.
7. Jangan meninggalkan spam!
Spam ini bisa banyak bentuknya. Bisa berupa komentar tidak penting, contohnya dengan meninggalkan komentar satu aksara berkali-kali, bot link hidup, dan bahkan komentar yang mempromosikan produk tertentu. Banyak cara orang berusaha berjuala di kolom komentar konten viral, hal ini merupakan cara yang tidak tepat. Dengan berkomentar yang menyerupai di atas, maka kita tidak menghargai si pembuat konten lantaran komentarnya tidak mencerminkan isi konten sehingga terang bahwa ia tidak repot-repot melihat konten tersebut. Posisi kita yakni warganet, bukan salesnet. Upssss....
Nah, demikianlah postingan wacana Cara Berkomentar di Sosmed dengan Sopan. Kiranya postingan ini sanggup bermanfaat bagi kalian.
Jangan lupa untuk SUBSCRIBE DAN LIKE FANSPAGE kami, supaya Anda tidak ketinggalan info menarik lainnya. Terimakasih telah berkunjung dan hingga jumpa di postingan berikutnya.
Sumber https://rumahjendelakita.blogspot.com/