Selasa, 04 September 2018

Tingkatan Adopter Dalam Penyuluhan Difusi Inovasi

Tingkatan Adopter dalam Penyuluhan Difusi Inovasi


Kategori Adopter
  1. inovator (innovators), 
  2. pengadopsi awal (early adopters), 
  3. mayoritas awal (early majority), 
  4. mayoritas lambat (late majority), dan 
  5. kelompok lamban (laggars).
Inovator (innovators)
Inovator merupakan individu-individu yang selalu ingin mencoba sesuatu yang baru. Kemampuan finansialnya harus cukup mendukung cita-cita tersebut, alasannya yaitu belum tentu penemuan yang dicobanya menghasilkan sesuatu yang menguntungkan secara finansial. Mereka juga berhadapan dengan resiko ketidakpastian dalam mengadopsi inovasi. Tidak jarang inovator harus kembali kepada praktek atau metode usang alasannya yaitu penemuan yang dicobanya ternyata tidak sesuai dengan kondisi lingkungannya.

Dengan demikian inovator yaitu pintu gerbang masuknya ilham gres kedalam sistem sosialnya. Meskipun demikian, dalam hal adopsi penemuan dibidang pertanian Gunawan (1988) mengingatkan perihal adanya indikasi bahwa teknologi gres cenderung dimonopoli oleh petani besar, yang masuk dalam kategori inovator ini, yang mempunyai jalan masuk yang lebih baik terhadap informasi, serta mempunyai kemampuan finansial yang lebih baik pula. Hal ini dalam prosesnya sanggup berakibat pada makin besarnya skala perjuangan petani besar, dengan kemampuannyauntuk melaksanakan konsolidasi terhadap usahatani-usahatani yang lebih kecil.

Apabila inovator cenderung bersifat kosmopolit, maka pengadopsi awal lebih bersifat lokalit. Banyak diantara mereka termasuk kedalam kelompok pembentuk opini. Mereka sanggup menjadi panutan bagi anggota sistem sosial lainnya dalam memilih keputusan untuk mencoba sesuatu yang baru. Hal ini berafiliasi dengan jarak sosial mereka relatif bersahabat dengan sistem sosial yang lain. Mereka mengetahui dengan niscaya bahwa untuk memelihara dogma yang telah diberikan kepada mereka harus menciptakan keputusan-keputusan penemuan yang tepat, baik dari segi materinya maupun dari segi waktunya.

Pengadopsi awal (early adopters)
Pengadopsi awal dengan demikian harus bisa mendapatkan resiko ketidakpastian, dan sekaligus penilaian subyektifnya mengenai suatu penemuan kepada mereka di lingkungannya. Mayoritas awal mengadopsi suatu ilham gres lebih awal dari pada kebanyakan anggota suatu sistem sosial. Mereka sering berafiliasi dengan lingkungannya, tetapi jarang dipandang sebagai pembentuk opini. Kehati-hatian merupakan kata kunci bagi mereka sehingga jarang diangkat sebagai pemimpin.

Di pihak lain, dominan final memandang penemuan dengan skeptisme yang berlebihan, mereka gres mengadopsi suatu penemuan sehabis sebagian besar anggota sistem sosial mengadopsi. Mereka memang memerlukan tunjangan lingkungannya untuk melaksanakan adopsi. Hal ini berafiliasi dengan ciri-ciri dasarnya yang cenderung kurang jalan masuk terhadap sumberdaya. Untuk itu mereka harus yakin bahwa ketidakpastian tidak harus menjadi resiko mereka.

Kelompok lamban (laggars)
Kelompok final yaitu kelompok yang paling bersifat lokalit di dalam memandang suatu inovasi. Kebanyakan mereka terisolasi dari lingkungannya, sementara orientasi mereka kebanyakan yaitu pada masa lalu. Keputusan-keputusan diwarnai dengan pertimbangan apa yang telah dilakukan pada masa lampau, sedangkan interaksi mereka kebanyakan hanya dengan sesamanya yang mempercayainya tradisi lebih dari yang lain. Mereka mempunyai kecurigaan yang tinggi terhadap inovasi, kelompok terdahulu telah berpikir untuk mengadopsi penemuan yang lain lagi. Semuanya bermula dari keterbatasan sumberdaya yang ada pada mereka, sehingga mereka benar-benar harus yakin bahwa mereka terbatas dari resiko yang sanggup membahayakan ketersediaan sumberdaya yang terbatas tersebut.

Dengan pengetahuan perihal kategorisasi adopter ini dapatlah kemudian disusun seni administrasi difusi penemuan yang mengacu pada kelima kategori adopter, sehingga sanggup diperoleh hasil yang optimal, sesuai dengan kondisi dan keadaan masingmasing kelompok adopter. Hal ini penting untuk menghindari pemborosan sumberdaya hanya alasannya yaitu seni administrasi difusi yang tidak tepat. Strategi untuk menghadapi adopter awal misalnya, haruslah berbeda dengan seni administrasi bagi dominan akhir, mengingat citra ciri-ciri mereka masing-masing (Rogers, 1983).

Download / Unduh Materinya di sini: